Beranda APM Mobil Efisiensi Termal OMODA 5 GT Diklaim Tembus 41 Persen, Simak Pengertian dan Faktornya

Efisiensi Termal OMODA 5 GT Diklaim Tembus 41 Persen, Simak Pengertian dan Faktornya

Mesin Chery OMODA 5 GT 1.6L TGDI. (Foto: Ist)

JAKARTA, beritaapm.com – Chery OMODA 5 GT varian tertinggi dari OMODA 5 akan resmi dikenalkan oleh PT Chery Sales Indonesia (CSI), besok pada hari Jumat, 29 September 2023. Hadir dengan mesin 1.6 liter TGDI dengan pembakaran internal (ICE) dibantu system cerdas iHEC (Intelligent Combustion System) diklaim mampu meningkatkan efisiensi termal hingga 41%.

Apa yang dimaksud dengan efisiensi termal? Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi efisiensi termal pada mobil? dan Apa kaitannya dengan konsumsi bahan bakar? Berikut penjelasannya.

Melansir wikipedia, dalam termodinamika efisiensi termal adalah ukuran tanpa dimensi yang menunjukkan performa peralatan termal seperti mesin pembakaran dalam dan sebagainya. Panas yang masuk adalah energi yang didapatkan dari sumber energi. Output yang diinginkan dapat berupa panas atau kerja, atau mungkin keduanya.

Atau juga bisa artikan, perbandingan antara keluaran kerja yang berguna dengan masukan panas suatu mesin. Untuk mengukur seberapa baik mesin mengubah energi bahan bakar menjadi kerja mekanis. Semakin tinggi efisiensi termal, semakin sedikit konsumsi bahan bakar dan emisi.

Bagi sebuah kendaraan dalam hal ini mobil untuk mencapai efisiensi termal tinggi butuh dukungan banyak faktor.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti siklus mesin, rasio kompresi, jenis bahan bakar, rasio udara-bahan bakar, suhu dan tekanan pembakaran, perpindahan panas, dan kerugian gesekan.

Secara umum, efisiensi termal meningkat dengan rasio kompresi yang lebih tinggi, campuran yang lebih sedikit, serta suhu dan tekanan pembakaran yang lebih tinggi.

Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan dalam hal desain mesin, ketahanan, dan pengendalian emisi.

Rasio kompresi adalah parameter penting yang mempengaruhi efisiensi termal, keluaran tenaga, dan emisi mesin.

Semakin tinggi rasio kompresi, semakin tinggi tekanan dan suhu pada akhir proses kompresi, yang menghasilkan pembakaran lebih efisien dan keluaran kerja lebih tinggi.

Namun perlu dicatat kalau ada batasan seberapa tinggi rasio kompresinya. Untuk mesin dengan pengapian busi, rasio kompresi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketukan atau ledakan, yaitu penyalaan campuran bahan bakar-udara yang tidak terkendali sebelum busi menyala.

Hal ini dapat merusak mesin dan menurunkan performa. Untuk mesin pengapian kompresi, rasio kompresi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan panas dan tekanan berlebih.

Merujuk berbagai data dan jurnal, efisiensi termal pada mobil pembakaran internal (ICE) yang ada saat ini rata-rata 20% – 30%. Sedangkan pada mobil Hybrid efisiensi termal mampu mencapai angka 40%.

Beritaapm.id